Kamis, 15 Maret 2012

cerita-cerita diri 2


Di lain cerita waktu masih sekolah di stm juga, selain mencoba lari dari tangkapan guru tadi aku juga pernah jatuh dari jendela dengan posisi kepala kebawah yang dilihatin teman-teman ku yang lain. Dimana ketika itu, masih dengan tema yang sama, berusaha menghindar agar tidak kena razia, aku pernah mencoba untuk masuk ke lingkungan sekolah lewat pagar samping sekolah, sama seperti tadi, dengan perlahan aku memperhatikan keberadaan guru yang menjaga di sekitar sekolah. Perlahan aku mulai menuju ke tembok samping sekolah, setibanya disana aku bertemu dengan beberapa anak lain yang bertujuan sama dengan ku, ingin memasuki lingkungan sekolah agar tidak diketahui guru, karena tidak ingin terjaring razia rambut. Kami memanjat bergantian, ada lima orang waktu itu, setelah melewati pagar samping tersebut kami masih belum bisa masuk pekarang sekolah karena terhalang oleh dinding kelas, yang mana tempat yang kami panjat berposisi dibelakang kelas, hanya ada celah satu yaitu batas antara kelas satu dengan yang lain yang biasanya itu selalu dibuka, tetapi waktu itu tidak (terkunci).

Akhirnya hanya tinggal satu cara, yaitu lewat jendela yang lagi terbuka, dan kebetulan jendela yang terbuka itu merupakan salah satu ruangan yang tidak berfungsi oleh sekolah dan dijadikan kamar bagi beberapa siswa yang disuruh pihak sekolah, sekaligus menjabat sebagai penjaga sekolah di malam hari.
Kami masuk satu persatu dan aku giliran terakhir, setelah kesempatan ku datang aku memuai memanjat, tetapi pas tangan ku bergelantungan di jendela tiba-tiba aku mendengar suara teriakan dari belakang, jelas aku kaget dan berusaha secepat mungkin untuk masuk ke dalam ruangan tersebut. Tetapi entah karena jendelanya yang tinggi atau aku yang pendek, aku merasa sangat sulit untuk melewati jendela tersebut, berkali-kali aku mengakaitkan kaki disisi temboknya tetapi tergelincir terus, dan akhirnya karena rasa takut yang menyelimuti aku mendorong badan sekuatnya kedalam, dan karena kaki tidak ada tumpuan akhirnya terjadilah peristiwa tersebut, kepalaku meluncur kebawah dan tanganku berusaha menahan dan menghindari benda-benda yang ada di depan, karena tangan ku kecil, aku tidak kuat menahan badan dan akhirnya kepalaku menancap juga kelantai disusul kakiku dengan posisi terlentang. Aku berusaha menahan sakit dan semua orang di ruangan tersebut tertawa tertahan-tahan karena takut ketahuan sama guru, ketika aku berdiri dan melihat ke arah suara teriakan tadi yang menyebabkan ku masuk jendela dengan gaya akrobat dengan kepala duluan ke lantai. Tidak seperti yang ku bayangkan, sebelumnya aku menyangka itu adalah seorang guru penjaga yang meneriaki ku karena masuk lewat jendela, tetapi itu adalah suara teman ku yang lain yang juga ingin masuk lewat sana, melihat ku memanjat jendela dengan susah payah dia mencoba untuk mngerjaiku dengan bersuara ala guru yang menjaga sekolah.
Kurang ajar tu anak ternyata dia menegerjaiku, Raditiono namanya, dia adalah teman satu kelas ku, pas ku lihat dia tertawa terbahak-bahak dan sampai seminggu kemudian dia tidak pernah henti untuk menertawai ku karena peristiwa tersebut. Semprull…
To be continue…
Jogja, 20 Februari 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar